Selasa, 10 Mei 2016

Manusia Dan Kebudayaan

       Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain.Dalam
pembahasan awal mengenai mata kuliah IBD kita sudah bicarakan bahwa kedua hal tersebut menipakan dasar bagi pembahasan materi-materi selanjutnya. Dalam uraian ini kita akan mencoba membahas tentang pengertian-pengertian dasar tentang manusia dan kebudayaan. Uraian ini dimaksudkan untuk memberikan dasar yang lebih kuat untuk  pembahasan tentang materi IBD.

A.      Manusia
        Manusia di alam duma ini memegang peranan yang unik. dan dapat dipandang dari banyak segi.
Dalani ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dan partikel-partikel atom yang
membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). manusia merupakan
kumpulan dan berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan menipakan kumpulan dan
energi (ilmu Fisika). manusia merupakan mahiuk biologis yang yang tergolong dalam golongan
mahiuk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia menipakan mahluk yang ingin
memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan. sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan mahiuk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri
(sosiologi). mahiuk yang selalu ingin mempunyal kekuasaan (politik). mahiuk yang berbudaya.
sering disebut homo-humanus (filsafat). dan lain sebagainya.
      Dari definisi-definisi tersebut diatas kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat
dipandang dari banyak segi. juga mempunyai banyak kepentingan. Tetapi siapakah manusia
itu sebenarnya ? dengan berdasar pada uraian di atas tentu kita akan mengalami kesulitan
dalam menjawab pertanyaan tersebut, oleh karena itu kita kan mencoba menerjemahkan siapa
nianusia itu dan unsur-unsur yang membangun manusia.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur
yang membangun manusia

1.       Manusia itu terdiri dan enipat unsur yang saling terkait, yaitu
   a.  Jasad, yaftu : badan kasar manusia yang nampat pada luarnya, dapat diraba dan
       difoto, dan menempati ruang dan waktu (hal 62)
   b. hayat. yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak (hal 66)
   c. nih, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
       memaharni kebenaran, suatu kernampuan mencipta yang bcrsifat konseptual yang 
       menjadi pusat lahimya kebudayaan (hal 77)
  d. nafs, dalarn pengertian din atau keakuari, yaitu kesadaran tenlang diii sendin (hal79). (Asy’arie, 1992 hal : 62-84)

2.       Manusia sebagai suatu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
   a.  Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.
        Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang
        irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses
        ketidaksadaran (unconcious). Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri,
        tetapi terkait dengan struklur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator
        antara insting Id dengan dunia luar.
   b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dan
       Id, seringkali disebut sebagai kepribadian "eksekutif" karena peranannya dalam
       menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang
       lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara
       nyata berhubungan dengan lingkungannya.
  c. Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, unculnya kira-kira pada
      usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembeng secara internal dalam
      diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. jadi superego merupakan sesatuan
      standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukan oleh superego.
      kode moral positif disebut ego ideal, suatu perwakilan atau ditunjukan oleh superego.

      Dari uraian diatas dapat dikaji aspek tindakan manusia dengan menganalisa hubungan
antara tindakan dan unsur-unsur manusia. seringkali misalnya orang yang senang terhadap
penyimpangan nilai-nilai masyarakat dapat didefinisikan bahwa orang tersebut lebih
dikendalikan oleh Id dibanding superego-nya, atau seringkali ada kelainan yang
terjadi pada manusia misalnya orang yang beraras bn bertubuh pendek berani tampil ke muka umum,
dapat diterangkan dengan mengacu pada unsur nafs (Kesadaran diri) yang dimiliki oleh manusia.

B.       Hakikat Manusia

a.       Mahluk Ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, sirasa, wujudnya kongkrit tetapi tidak
abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh,
tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa terlepas dari tubuh dan kembali kepada Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran, jiwa adalh roh yang ada si dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

b.      Mahiuk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk
       lainnya.

Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ihnu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan alau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam din manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalul pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia
misalnya:
   1. Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang
merasa senang atau puas apabila la dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang
atau tidak puas apabila la tidak berhasil mengetahui sesuatu.

   2. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa
senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan
kesal apabila tidak indah.

   3. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkcnaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang
apabila sesuatu itu balk, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.

   4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan
dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, la merasa tinggi,
angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya la merasa rendah
diri (minder)

   5. Perasaan sosial, yaltu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup
bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut
senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.

   6. Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
Seseorang merasa tentram jiwanya apabila la tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi
segala perintah - Nya dan menjauhi larangan - Nya.
Adanya kehendak dan setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan
menurut moral.

c.       Mahiuk biokultural, yaltu mahiuk hayati yang budayawi

Manusia adalali produk dan saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan
budayawi. Sebagal mahiuk hayati, manusia dapat dipelajan dan segi-segi anatomi,
fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi. patologi, genetika, biodemografi, evolusi
biologisnya, dan sebagainya. Sebagai mahiuk budayawi manusia dapat dipelajari dañ segi
- segi : kemasayarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas,
bahasa, dan sebagainya.

d.      Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekoIogi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
        Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahiuk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi). memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
        Hidup manusia rnempunyai Liga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan
estetis, manusia mampu menangkap duma sekitamya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalarn lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk- bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius. manusia menghayati perternuannya dengan Tuhan.
        Semakin dekat seseorang dengan Tuhan. semakin dekat pula ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh la dilepaskan dan rasa kekhawatiran. Semakin mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin bermakna pula kehidupannya. dan akan terungkap pula kenyataan manusia individual atau kenyataan manusia subyektif yang memiliki harkat dan martabattinggi.

C.      Keperibdian Bangsa Timur

Francis L.K Hsu, sarjana Anierika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam
dirinya keahlian di dalarn ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan
cina kiasik. Karya tulisnya berjudul Psychological Homestatis Cina Kiasik. Majalah
American Anthiopologist, jilid 73 tahun 1971, halarnan 23-24.
        Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimiana
konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting. biasanya menganalisis jiwa
manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagal
kesatuan analisis tersendiri.
        Sampai sekarang. ilmu psikologi di negara-negara Barat itu terutarna mengembangkan
konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka warna isi jiwa. serta metode-metode dan
alat-alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu.
Sebaliknya. ilmu itu masih kurang mengembangkan konsep-konsep yang dapat menganalisis
jaringan berkait antara jiwa individu dan lingkungan sosial budayanya.
        Untuk rnenghindari pendekatan terhadap jiwa manusia ilmu. hanya sebagai subjek yang
tererkandung dalam batas individu yang terisolasi, niaka Hsu telah mengembangkan suatu
konsepsi, bahwa dalain jiwa manusia sebagai mahiuk sosial budaya itu mengandung delapan
daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsenins sekitar diri pribadi.
        Konsep yang dapat dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain itu.
menurut Francis L.K.Hsu adalah konsep Jen dalam kebudayaan Cina, yaitu manusia yang
berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian.
        Usul Francis L.K.Hsu, agar para ahli psikologi tidak hanya memakal konsep barat
mengenai keprbadian itu, tetapi juga memperhatikan unsur hubungan mesra dan bakti itu.
Dalam konsep Jen, manusia yang selaras dan berkepribadian adalah manusia yang dapat
menjaga keseimbangan hubungan antara din kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya,
dan mencurahkan rasa cinta, kemesraan dan baktinya.


D.      PENGERTIAN KEBUDAYAAN

        Apabila kila berbicara tentang kebudayaan, maka kita langsung berhadapan dengan
pengertian istilalìnya. Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-macam definisi yang
telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana bidang sosial budaya diseluruh dunia.
        Dua orang antropolog terkernuka yaitu Melville J. Ilerkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat
di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Hejicovits memandang kebudayaan sebagal sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan
yang turun temurun dan generasi ke generasi hidup tenis. Walaupun orang-orang yang menjadi
anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran. Pengertian
kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada batasnya. Dengan demikian
sukar sekali untuk rnendapatkan pcrnbatasan pengeitian atau definisi yang tegas dan terinci
yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya temiasuk dalam pengertian tersebut. Dalarn
pengeitian sehari-hari istilah kcbudayaan sering diartikan sarna dengan kesenian. terutama
seni suara dan seni tan.
        Kebudayaan jika dikaji dan asal kata bahasa sansekerta berasal dan kata budhayah
yang berarti budi atau akal. Dalarn bahasa latin, kebudayaan berasal dan kata colere, yang
berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara urnum dapat diartikan sebagai “segala sesuatuyang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau
lempat tinggalnya:, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan
dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya. Budaya dapat pula diaflikan sebagai
himpunan pengalaman yang dipelajari. mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan
secam sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (Keesing, jilid I, 1989;
hal 68)
        Kebudayaan dengan deniikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang
sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi. maupun yang non-material,
seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
        Seorang antiopolog yaitu E.B.Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai
berikut :
        Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan kemampuan lain serta kebiasaan - kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat Dengan perkataan lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagal anggota masyarakat.

E.       Unsur-Unsur Kebudayaan

        Untuk lebih mendalami kebudayaan, perlu dikenal beberapa masalali lain yang
menyangkut kebudayaan. Misalnya apa yang disebut dengan unsur. Yang dimaksud dengan
unsur disini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan disini lebih
mengandung makna totalitas dan pada sekedar penjumlalian unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya.
        Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dan suatu kebulatan yang bersifat sebagal kesatuan.
Misalnya dalarn kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpanya Majelis Permusyawaratan Rakyat disamping unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing, baju. peniti dan
lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.
        Beberapa orang sarjana, telah mcncoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan,
misalnya Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan. Dikatakannya bahwa hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu terdiri dan sistern norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan. dan organisasi kekuatan.
        C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories ofCulture
mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:

1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).
        Merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang malia besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan.
        Merupakan produk dan nianusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya
lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia
bekerja sarna unruk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan.
        Merupakan produk niariusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh
dan pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dan orang lain. Kemampuan manusia
mengingat- ingat apa yang telali diketahul kemudian menyainpaikannya kepada orang
lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila
pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dan satu generasi ke
generasi berikutnya.

4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
        Merupakan produk manusia sebagai homo econoniicus menjadikan tingkat kehidupan
manusia sccara urnum terus meningkat.

5. Sistem Teknologi dan Peralatan.
        Merupakan produk dan manusia sebagai homo faber. Bersumber dan pemikirannya
yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan
erat, manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah
manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang
6. Bahasa.
        Merupakan produk dan manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada
mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam
bentuk bahasa lisan, dan akhinya menjadi bentuk bahasa tulisan.
7. Kesenian.
        Merupakan hash dan manusia sebagai homo aesteticus. Setelab manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.
Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu
pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui
kesenian.
        Cultural-universal tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih
kecil. Disebut kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity Contoh cultural universal
pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian,
petemakan, sistem produksi, sistem distribusi, dli.

F.       Wujud Kebudayaan.
      Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu

1. Kompleks gagasan. konsep, dan pikiran manusia:
        Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat diihat, dan berpusat pada
kepala-kepala manusia yang menganutnya. atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran
warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat ladi
menyatakan gagasan meitka dalarn tulisan, maka lokasi dan kebudayaan ideal seiring berada
dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang beisangkutan. Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalarn disk, arsip, koleksi mici film dan
microfish.
2. Kompleks aktivitas :
        Berupa aktivitas manusia yang saling beiinteraksi, bersifat kongkret dapat diamati atau
diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdin dari aktivitas-aktivitasmanusia-manusia yang berinteraksì, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain dari
detik ke detik, dan hari ke hari. dan dan tahun ke tahun, selalu menuruti pola-pola tertentu
yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat
sistern sosial bersifat konkiet, terjadi disekeliling kita sehari-hani. bisa diobservasi. difoto dan
didokurnentasi.
3. Wujud sebagal benda:
        Aktivitas nianusia yang saling beñnieraksi tidak lepas dan berbagai penggunaan peralatan
sebagai hash karya manusia unluk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut
nienghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik
yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik. mulai dari benda yang diarn sampai pada
benda yang bergerak.
        Ketiga wujud dan kebudayaan tadi, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tak terpisah
satu sarna lain. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan niembeni arah kepada
tindakan-tindakan dan karya rnanusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide , maupun tindakan
dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya kebudayaan
fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang niakin lama makin nìenjauhkan manusia
dan lingkungan alaniialinya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan
juga cara berpikirnya.

G.     Orienasi Nilai Budaya

        Kebudayaan sebagal karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam
karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan
di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1. Hakekat hidup manusia ( MH)
        Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrim, ada yang berusaha
untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu mcnganggap
hidup sebagai suatu hal yang balk, “mengisi hidup”
2. Hakekat karya manusia ( MK)
Setiap kebudayaan hakekamya berheda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa
karya beitujuan untuk hidup. karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya
merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia ( WM)
        Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingan
orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang
akan datang.

4. Hakekat alam manusia ( MA)
        Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau
memanfaatkan alam semaksimal mungkin. ada pula kebudayaan yang beranggapan
manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5. Hakekat hubungan manusia ( MN)
        Dalani hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia. baik secara
horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepacla tokoh-tokoh). Ada pula
yang berpandangan individualistls ( menilai tinggl kekuatan sendiri).

H.     Perubahan Budaya

        Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah. sekalipun
masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dan berbagai hubungan dengan masyarakat
lainnya.
        Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena la mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena teijadi hubungan antar kelompok
manusia di dalam masyarakat.
        Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal:
1. Sebab-sebab yang berasal dan dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

2. Sebab-sebab pembahan lingkungan alarn dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat
yang hidupnya terbuka, yang berada dalani jalur-jalur hubungan dengan masyarakat
dan kebudayaan lain. cenderung untuk berubah lebih cepat.
        Perubahan ini, selain karena jurnLah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya
difusi kebudayaan, penemuan-pcnemuan baru. khususnya teknologi dan inovasi.
        Perubahan sosial dan penthahan kebudayaan berbeda. Dalam Perubahan sosial teijadi
perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara lain, sistem politik dan
kekuasaan, persebaran penduduk. sistem status, hubungan-hubungan di dalam keluarga.
        Perubahan sosial adalab segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalarn suatu masyarakat. yang mempengaruhi sistern sosialnya, termasuk didalarnnya niali-nilai,
sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelonipok-kelompok dalam masyarakat.
        Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing
yang bebrbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat
laun diterima dan diolah kedalarn kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepnbadian kebudayaan itu sendiri.

I.        Kaitan Manusia Dan Kebudayaan

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Telapi
apakah sesederhana itu hubungan keduanya?
        Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilal sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia mencipiakan
kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta  maka kebudayaan mengatur hidup manusia
agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuaan. Contoh
sederhana yang dapat kita lihat adalah huhungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.  Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia. setelah peraturan itu
jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dan kebudayaan, karena kebudayaan itu menipakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dan kemauan manusia
yang membuatnya.
        Dan sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagal dialektis. maksudnya
saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi, yaitu perasaan dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

2. Obyektivasi, yaitu proses dirnana masyarakat menjadi realitas obyektif. yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dan manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan inempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya
bahwa manusia mempelajari kembali masyarakainya sendiri agar dia dapat hidup dengan
balk, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah cipiaan manusia, dia akan
menjadi terasing atau tealinasi (Berger. dalam terjernahan M.Sastrapratedja. 1991: hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat. oleh karena itu mempunyai
hubungan keterkailan yang erdt satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi
membedakan mana yang lebìh awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap
keberadaan keduanya hams rnenycrtakan pembatasan rnasalah dan waktu agar penganalisaan

dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar