Selasa, 10 Mei 2016

Manusia Dan Kebudayaan

       Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat terkait satu sama lain.Dalam
pembahasan awal mengenai mata kuliah IBD kita sudah bicarakan bahwa kedua hal tersebut menipakan dasar bagi pembahasan materi-materi selanjutnya. Dalam uraian ini kita akan mencoba membahas tentang pengertian-pengertian dasar tentang manusia dan kebudayaan. Uraian ini dimaksudkan untuk memberikan dasar yang lebih kuat untuk  pembahasan tentang materi IBD.

A.      Manusia
        Manusia di alam duma ini memegang peranan yang unik. dan dapat dipandang dari banyak segi.
Dalani ilmu eksakta, manusia dipandang sebagai kumpulan dan partikel-partikel atom yang
membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia). manusia merupakan
kumpulan dan berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan menipakan kumpulan dan
energi (ilmu Fisika). manusia merupakan mahiuk biologis yang yang tergolong dalam golongan
mahiuk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia menipakan mahluk yang ingin
memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan. sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan mahiuk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri
(sosiologi). mahiuk yang selalu ingin mempunyal kekuasaan (politik). mahiuk yang berbudaya.
sering disebut homo-humanus (filsafat). dan lain sebagainya.
      Dari definisi-definisi tersebut diatas kita dapat melihat bahwa manusia selain dapat
dipandang dari banyak segi. juga mempunyai banyak kepentingan. Tetapi siapakah manusia
itu sebenarnya ? dengan berdasar pada uraian di atas tentu kita akan mengalami kesulitan
dalam menjawab pertanyaan tersebut, oleh karena itu kita kan mencoba menerjemahkan siapa
nianusia itu dan unsur-unsur yang membangun manusia.
Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur
yang membangun manusia

1.       Manusia itu terdiri dan enipat unsur yang saling terkait, yaitu
   a.  Jasad, yaftu : badan kasar manusia yang nampat pada luarnya, dapat diraba dan
       difoto, dan menempati ruang dan waktu (hal 62)
   b. hayat. yaitu : mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak (hal 66)
   c. nih, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan
       memaharni kebenaran, suatu kernampuan mencipta yang bcrsifat konseptual yang 
       menjadi pusat lahimya kebudayaan (hal 77)
  d. nafs, dalarn pengertian din atau keakuari, yaitu kesadaran tenlang diii sendin (hal79). (Asy’arie, 1992 hal : 62-84)

2.       Manusia sebagai suatu kepribadian mengandung tiga unsur yaitu :
   a.  Id, yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak nampak.
        Id merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang
        irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses
        ketidaksadaran (unconcious). Id tidak berhubungan dengan lingkungan luar diri,
        tetapi terkait dengan struklur lain kepribadian yang pada gilirannya menjadi mediator
        antara insting Id dengan dunia luar.
   b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dan
       Id, seringkali disebut sebagai kepribadian "eksekutif" karena peranannya dalam
       menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang
       lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan dua tahun, pada saat anak secara
       nyata berhubungan dengan lingkungannya.
  c. Superego, merupakan struktur kepribadian yang paling akhir, unculnya kira-kira pada
      usia lima tahun. Dibandingkan dengan Id dan ego, yang berkembeng secara internal dalam
      diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal. jadi superego merupakan sesatuan
      standar moral tingkah laku ini diwakilkan atau ditunjukan oleh superego.
      kode moral positif disebut ego ideal, suatu perwakilan atau ditunjukan oleh superego.

      Dari uraian diatas dapat dikaji aspek tindakan manusia dengan menganalisa hubungan
antara tindakan dan unsur-unsur manusia. seringkali misalnya orang yang senang terhadap
penyimpangan nilai-nilai masyarakat dapat didefinisikan bahwa orang tersebut lebih
dikendalikan oleh Id dibanding superego-nya, atau seringkali ada kelainan yang
terjadi pada manusia misalnya orang yang beraras bn bertubuh pendek berani tampil ke muka umum,
dapat diterangkan dengan mengacu pada unsur nafs (Kesadaran diri) yang dimiliki oleh manusia.

B.       Hakikat Manusia

a.       Mahluk Ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, sirasa, wujudnya kongkrit tetapi tidak
abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh,
tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa terlepas dari tubuh dan kembali kepada Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran, jiwa adalh roh yang ada si dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

b.      Mahiuk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan mahluk
       lainnya.

Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ihnu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan alau sebaliknya. Selanjutnya dengan adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam din manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalul pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia
misalnya:
   1. Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang
merasa senang atau puas apabila la dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang
atau tidak puas apabila la tidak berhasil mengetahui sesuatu.

   2. Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan. Seseorang merasa
senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan
kesal apabila tidak indah.

   3. Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkcnaan dengan kebaikan. Seseorang merasa senang
apabila sesuatu itu balk, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.

   4. Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan
dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, la merasa tinggi,
angkuh, dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangan pada dirinya la merasa rendah
diri (minder)

   5. Perasaan sosial, yaltu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup
bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut
senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.

   6. Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
Seseorang merasa tentram jiwanya apabila la tawakal kepada Tuhan, yaitu mematuhi
segala perintah - Nya dan menjauhi larangan - Nya.
Adanya kehendak dan setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan
menurut moral.

c.       Mahiuk biokultural, yaltu mahiuk hayati yang budayawi

Manusia adalali produk dan saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan
budayawi. Sebagal mahiuk hayati, manusia dapat dipelajan dan segi-segi anatomi,
fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi. patologi, genetika, biodemografi, evolusi
biologisnya, dan sebagainya. Sebagai mahiuk budayawi manusia dapat dipelajari dañ segi
- segi : kemasayarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas,
bahasa, dan sebagainya.

d.      Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekoIogi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya
        Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahiuk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi). memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
        Hidup manusia rnempunyai Liga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan
estetis, manusia mampu menangkap duma sekitamya sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalarn lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk- bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius. manusia menghayati perternuannya dengan Tuhan.
        Semakin dekat seseorang dengan Tuhan. semakin dekat pula ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh la dilepaskan dan rasa kekhawatiran. Semakin mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin bermakna pula kehidupannya. dan akan terungkap pula kenyataan manusia individual atau kenyataan manusia subyektif yang memiliki harkat dan martabattinggi.

C.      Keperibdian Bangsa Timur

Francis L.K Hsu, sarjana Anierika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam
dirinya keahlian di dalarn ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat dan kesusastraan
cina kiasik. Karya tulisnya berjudul Psychological Homestatis Cina Kiasik. Majalah
American Anthiopologist, jilid 73 tahun 1971, halarnan 23-24.
        Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat Barat, dimiana
konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting. biasanya menganalisis jiwa
manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagal
kesatuan analisis tersendiri.
        Sampai sekarang. ilmu psikologi di negara-negara Barat itu terutarna mengembangkan
konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka warna isi jiwa. serta metode-metode dan
alat-alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu.
Sebaliknya. ilmu itu masih kurang mengembangkan konsep-konsep yang dapat menganalisis
jaringan berkait antara jiwa individu dan lingkungan sosial budayanya.
        Untuk rnenghindari pendekatan terhadap jiwa manusia ilmu. hanya sebagai subjek yang
tererkandung dalam batas individu yang terisolasi, niaka Hsu telah mengembangkan suatu
konsepsi, bahwa dalain jiwa manusia sebagai mahiuk sosial budaya itu mengandung delapan
daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsenins sekitar diri pribadi.
        Konsep yang dapat dipakai sebagai landasan untuk mengembangkan konsep lain itu.
menurut Francis L.K.Hsu adalah konsep Jen dalam kebudayaan Cina, yaitu manusia yang
berjiwa selaras, manusia yang berkepribadian.
        Usul Francis L.K.Hsu, agar para ahli psikologi tidak hanya memakal konsep barat
mengenai keprbadian itu, tetapi juga memperhatikan unsur hubungan mesra dan bakti itu.
Dalam konsep Jen, manusia yang selaras dan berkepribadian adalah manusia yang dapat
menjaga keseimbangan hubungan antara din kepribadiannya dengan lingkungan sekitarnya,
dan mencurahkan rasa cinta, kemesraan dan baktinya.


D.      PENGERTIAN KEBUDAYAAN

        Apabila kila berbicara tentang kebudayaan, maka kita langsung berhadapan dengan
pengertian istilalìnya. Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam-macam definisi yang
telah dipikirkan oleh sarjana-sarjana bidang sosial budaya diseluruh dunia.
        Dua orang antropolog terkernuka yaitu Melville J. Ilerkovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat
di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
Hejicovits memandang kebudayaan sebagal sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan
yang turun temurun dan generasi ke generasi hidup tenis. Walaupun orang-orang yang menjadi
anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran. Pengertian
kebudayaan meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada batasnya. Dengan demikian
sukar sekali untuk rnendapatkan pcrnbatasan pengeitian atau definisi yang tegas dan terinci
yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya temiasuk dalam pengertian tersebut. Dalarn
pengeitian sehari-hari istilah kcbudayaan sering diartikan sarna dengan kesenian. terutama
seni suara dan seni tan.
        Kebudayaan jika dikaji dan asal kata bahasa sansekerta berasal dan kata budhayah
yang berarti budi atau akal. Dalarn bahasa latin, kebudayaan berasal dan kata colere, yang
berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara urnum dapat diartikan sebagai “segala sesuatuyang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau
lempat tinggalnya:, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan
dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya. Budaya dapat pula diaflikan sebagai
himpunan pengalaman yang dipelajari. mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan
secam sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (Keesing, jilid I, 1989;
hal 68)
        Kebudayaan dengan deniikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang
sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi. maupun yang non-material,
seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
        Seorang antiopolog yaitu E.B.Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai
berikut :
        Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan kemampuan lain serta kebiasaan - kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat Dengan perkataan lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagal anggota masyarakat.

E.       Unsur-Unsur Kebudayaan

        Untuk lebih mendalami kebudayaan, perlu dikenal beberapa masalali lain yang
menyangkut kebudayaan. Misalnya apa yang disebut dengan unsur. Yang dimaksud dengan
unsur disini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan disini lebih
mengandung makna totalitas dan pada sekedar penjumlalian unsur-unsur yang terdapat di
dalamnya.
        Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dan suatu kebulatan yang bersifat sebagal kesatuan.
Misalnya dalarn kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpanya Majelis Permusyawaratan Rakyat disamping unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing, baju. peniti dan
lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.
        Beberapa orang sarjana, telah mcncoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan,
misalnya Melville J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang unsur kebudayaan. Dikatakannya bahwa hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu terdiri dan sistern norma, organisasi ekonomi, alat-alat atau lembaga ataupun petugas pendidikan. dan organisasi kekuatan.
        C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories ofCulture
mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:

1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).
        Merupakan produk manusia sebagai homo religius. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang malia besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan
lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan.
        Merupakan produk dan nianusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya
lemah, namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia
bekerja sarna unruk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan.
        Merupakan produk niariusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh
dan pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dan orang lain. Kemampuan manusia
mengingat- ingat apa yang telali diketahul kemudian menyainpaikannya kepada orang
lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila
pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dan satu generasi ke
generasi berikutnya.

4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
        Merupakan produk manusia sebagai homo econoniicus menjadikan tingkat kehidupan
manusia sccara urnum terus meningkat.

5. Sistem Teknologi dan Peralatan.
        Merupakan produk dan manusia sebagai homo faber. Bersumber dan pemikirannya
yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan
erat, manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah
manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang
6. Bahasa.
        Merupakan produk dan manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada
mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam
bentuk bahasa lisan, dan akhinya menjadi bentuk bahasa tulisan.
7. Kesenian.
        Merupakan hash dan manusia sebagai homo aesteticus. Setelab manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.
Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu
pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui
kesenian.
        Cultural-universal tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih
kecil. Disebut kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity Contoh cultural universal
pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian,
petemakan, sistem produksi, sistem distribusi, dli.

F.       Wujud Kebudayaan.
      Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu

1. Kompleks gagasan. konsep, dan pikiran manusia:
        Wujud ini disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat diihat, dan berpusat pada
kepala-kepala manusia yang menganutnya. atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran
warga masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hidup. Kalau warga masyarakat ladi
menyatakan gagasan meitka dalarn tulisan, maka lokasi dan kebudayaan ideal seiring berada
dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat yang beisangkutan. Sekarang kebudayaan ideal juga banyak tersimpan dalarn disk, arsip, koleksi mici film dan
microfish.
2. Kompleks aktivitas :
        Berupa aktivitas manusia yang saling beiinteraksi, bersifat kongkret dapat diamati atau
diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdin dari aktivitas-aktivitasmanusia-manusia yang berinteraksì, berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain dari
detik ke detik, dan hari ke hari. dan dan tahun ke tahun, selalu menuruti pola-pola tertentu
yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat
sistern sosial bersifat konkiet, terjadi disekeliling kita sehari-hani. bisa diobservasi. difoto dan
didokurnentasi.
3. Wujud sebagal benda:
        Aktivitas nianusia yang saling beñnieraksi tidak lepas dan berbagai penggunaan peralatan
sebagai hash karya manusia unluk mencapai tujuannya. Aktivitas karya manusia tersebut
nienghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya. Kebudayaan dalam bentuk fisik
yang kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik. mulai dari benda yang diarn sampai pada
benda yang bergerak.
        Ketiga wujud dan kebudayaan tadi, dalam kenyataan kehidupan masyarakat tak terpisah
satu sarna lain. Kebudayaan ideal dan adat istiadat mengatur dan niembeni arah kepada
tindakan-tindakan dan karya rnanusia. Baik pikiran-pikiran dan ide-ide , maupun tindakan
dalam karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya kebudayaan
fisik membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang niakin lama makin nìenjauhkan manusia
dan lingkungan alaniialinya sehingga mempengaruhi pula pola-pola perbuatannya, bahkan
juga cara berpikirnya.

G.     Orienasi Nilai Budaya

        Kebudayaan sebagal karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam
karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan
di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :
1. Hakekat hidup manusia ( MH)
        Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstrim, ada yang berusaha
untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan pola-pola kelakuan tertentu mcnganggap
hidup sebagai suatu hal yang balk, “mengisi hidup”
2. Hakekat karya manusia ( MK)
Setiap kebudayaan hakekamya berheda-beda, diantaranya ada yang beranggapan bahwa
karya beitujuan untuk hidup. karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya
merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
3. Hakekat waktu manusia ( WM)
        Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan mementingan
orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan untuk masa kini atau masa yang
akan datang.

4. Hakekat alam manusia ( MA)
        Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau
memanfaatkan alam semaksimal mungkin. ada pula kebudayaan yang beranggapan
manusia harus harmonis dengan alam dan manusia harus menyerah kepada alam.
5. Hakekat hubungan manusia ( MN)
        Dalani hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia. baik secara
horizontal (sesamanya) maupun secara vertikal (orientasi kepacla tokoh-tokoh). Ada pula
yang berpandangan individualistls ( menilai tinggl kekuatan sendiri).

H.     Perubahan Budaya

        Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah. sekalipun
masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi dan berbagai hubungan dengan masyarakat
lainnya.
        Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena la mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena teijadi hubungan antar kelompok
manusia di dalam masyarakat.
        Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal:
1. Sebab-sebab yang berasal dan dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya
perubahan jumlah dan komposisi penduduk.

2. Sebab-sebab pembahan lingkungan alarn dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat
yang hidupnya terbuka, yang berada dalani jalur-jalur hubungan dengan masyarakat
dan kebudayaan lain. cenderung untuk berubah lebih cepat.
        Perubahan ini, selain karena jurnLah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya
difusi kebudayaan, penemuan-pcnemuan baru. khususnya teknologi dan inovasi.
        Perubahan sosial dan penthahan kebudayaan berbeda. Dalam Perubahan sosial teijadi
perubahan struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial, antara lain, sistem politik dan
kekuasaan, persebaran penduduk. sistem status, hubungan-hubungan di dalam keluarga.
        Perubahan sosial adalab segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di
dalarn suatu masyarakat. yang mempengaruhi sistern sosialnya, termasuk didalarnnya niali-nilai,
sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelonipok-kelompok dalam masyarakat.
        Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi apabila suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing
yang bebrbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat
laun diterima dan diolah kedalarn kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepnbadian kebudayaan itu sendiri.

I.        Kaitan Manusia Dan Kebudayaan

Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Telapi
apakah sesederhana itu hubungan keduanya?
        Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilal sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia mencipiakan
kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta  maka kebudayaan mengatur hidup manusia
agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuaan. Contoh
sederhana yang dapat kita lihat adalah huhungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan.  Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia. setelah peraturan itu
jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dan kebudayaan, karena kebudayaan itu menipakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dan kemauan manusia
yang membuatnya.
        Dan sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagal dialektis. maksudnya
saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
1. Ekstemalisasi, yaitu perasaan dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia

2. Obyektivasi, yaitu proses dirnana masyarakat menjadi realitas obyektif. yaitu suatu
kenyataan yang terpisah dan manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan inempengaruhi bahkan membentuk
perilaku manusia.

3. Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya
bahwa manusia mempelajari kembali masyarakainya sendiri agar dia dapat hidup dengan
balk, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah cipiaan manusia, dia akan
menjadi terasing atau tealinasi (Berger. dalam terjernahan M.Sastrapratedja. 1991: hal : xv)
Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat. oleh karena itu mempunyai
hubungan keterkailan yang erdt satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi
membedakan mana yang lebìh awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap
keberadaan keduanya hams rnenycrtakan pembatasan rnasalah dan waktu agar penganalisaan

dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Tujuan Tentang Ilmu Budaya Dasar (Resume IBD)


BAB I

            A.      PENDAHULUAN

Mata kuliah ilmu budaya dasar adalah suatu mata kuliah yang menyangkut tentang nilai-nilai, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam hidup sehari-hari. Hal ini perlu, karena dirasakan kekurangan pada siem pendidikan di Indonesia, baik pada tingkat menengah maupun tingkat perguruan tinggi.
Tanpa dipungkiri banyak fator-faktor lain yang menyebabkannya, salah satu yang penting adalah system pendidikan kita. Tidak dapat disangkal bahwa ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia-manusia sepisesialis yang tidak berpandangan luas. Para erguruan inggi di Indonesia kurang mempunyai tempat yang sama intik berpijak, mereka relative terlalu mengesampingkan bidang-bidang yang lain. Ini tidak berarti bahwa mereka harus ikut campur bidang-bidang lain, tetapi agaknya keadaan ini yang membuat mereka seakan-akan buta akan bidang lain
Dalam penjelasan dia atas diharapkan kegunaan mata kuliah Ilmu Budaya Dasar agar lulusan perguruan tinggi Indonesia dari semua Jurusan dapat mempunyai suatu kesamaan bahan pembicaraan. Adanya kesamaan ini diharapkan, agar interelasi antara intelektual kita lebih sering dengan akibat yang positif bagi perkembangan dan pembangunan Negara kita pada umumnyadan perbaikan pendidikan pada khusunya.


B.      ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI BAGIAN DARI MATA KULUAH  DASAR UMUM 

Ilmu budaya dasar merupaka salah satu komponen dari sejumlah mata kuliah dasar umum
(MKDU) yang merupakan mata kuliah wajib di semua perguruan tinggi, baik yang
silamya eksakta maupun yang non eksakta.
Secara khusus MKDU bertujuan untuk menghasilkan warga negara sarjana yang
berkualifikasi sebagi berikut:
·        Beijiwa Pancasila sehingga segala keputusan seita tindakannya menoerminkan        pengamalan nilai-nilai pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi,  yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana  Indonesia.
·        Takwa tethadap Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran
       agamanya. dan memiliki tenggang rasa teitiadap pemeluk agama lain.
·     Memiliki wawasan komprehensif dan pendekatan integral di dalam menyikapi
       peimasalahan kehidupan baik sosial, ekonomi, politik. kebudayaan, maupun
       pertahanan ke amanan.
·       Memiiki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara
       bersama-sama mampu berperan serta meningkatkan kualitasnya, maupun lingkungan
       alamiah dan secara bersama-sama berperan serta didalam pelestanannya.


Jadi, pendidikan umum yang menitik beraikan pada usaba untuk mengernbangkan
kepnbadian mahasiswa, pada dasamya berbeda dcngan mata kuliah-mata kuliah bantu yang
bertujuan untuk menopang keahlian mahasiswa dalam disiplin ilmunya. Demikian puta
beibeda
dengan pendidikan keahlian yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian
mahasiswa dalam bidang atau disiplin ilmunya.


C.      PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR

                Secara sedeitìana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah flinu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanitiesm yang berasal dan istilah bahasa Inggns “The Humanities’s. Adapun istilah
Humanities ¡tu sendiri berasal dan bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya
dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih
maniusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities
beikaitan dengan nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau
manusia berbudaya. Agar supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka hams mempelajan
ilmu yaltu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai
manusia itu sendiri.
                Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya,
lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof.Dr.Harsya Bachtiar
mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,
yaitu:
·       Ilmu-ilmu Alamiah ( natural science)
ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
alarn sernesta. Untuk rnengkaji hal itu digunakan metode ilrniah. Caranya ialah dengan
menentukan hukum yang berlaku merigenai keteraturan-keteraturan itu, lab dibuat analisis
untuk mcnentukan suatu kualitas. Hasil anaLisis itu keniudian digeneralisasikan. Atas dasar
ini lalu dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk
kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronorni, fisika, kimia, biologi, kedokteran,
mekanika.

·         Ilmu-ilinu Sosial ( social science )
ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam
hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman
dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati
kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah
dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi,
sosiolog  politik. dernografi. psikologi. antropologi sosial. sosiologi hukurn, dsb.

·          Pengetahuan budaya (the humanities )
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memaharni dan mencari arti kenyataan-kenyataan
yang bersifat nianusiawi. Untuk mengkaji hal ¡tu digunakan metode pengungkapan
peristiwa-perisliwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Peristiwa-penstiwa dan pcmyatan-pemyaiaan ¡tu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan.,
Metode ini tklak ada sangkut pautnya dengan nietode ilrniah, hanya rnungkin ada pcngaruh
dari metode ilmiah.

              Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup
keahilan (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai
hidang keahlian lain. seperti seni tari, seni nipa, seni musik, dil. Sedang Ilmu Budaya Dasar
(Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat membeíikan pengetahuan dasar dan
pengeitian urnurn tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.


D.  TUJUAN IlMU BUDAYA DASAR

Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan
dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian
jelaslah bahwa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli
dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities),
akan tetapi ilmu budaya dasar sernata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan
kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran seria kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitamya,
maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat:
·         Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga
mereka lebih mudab menyesuaikan din dengan lingkungan yang baru, terutama untuk
kepentingan profesi mereka
·         Memberi kesempatan pada mahahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang
masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap
persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
·         Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog
      satu sama lain. Dengan memitki sam bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih 
      lancar dalam berkomunikasi.


    E. RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR

                Bertitik tolak dan kerangka tujuan yang telah ditentukan diatas, dua masalah pokok
bisa dipakai sebagi bahan peitimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah
Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok itu ialah:
  1. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaandan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya ( The Humanities ), baik dan segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya. 
  2. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesarnaan-kesamaan, akan tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam. sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk dan corak ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hash kelakuan mereka.

                Menilik kedua masalah pokok yang bisa dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya. Dasar
tersebut di atas, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam
pengkajian. Manusia tidak sebagi subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah:

·         Manusia dan cinta kasih
·         Manusia dan keindahan
·         Manusia dan penderitaan
·         Manusia dan keadilan
·         Manusia dan pandangan hidup
·         Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
·         Manusia dan kegelisahan
·         Manusia dan harapan.






Selasa, 03 Mei 2016

Memformulasikan Apakah Basngsa Indonesia Secara Budaya Siap Menghadapi Moderenisasi

   Globalisasi dan Modernisasi merupakan suatu proses perubahan sosial yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang maupun satu negara saling dihubungkan dan saling membutuhkan. Salah satu penyebab globalisasi dan modernisasi adalah kemajuan ilmu pengetahuan teknologi. Di era moderenisasi ini banyak kemudahan-kemudahan yang menyebabkan budaya asing dapat dengan mudah masuk ke dalam suatu Negara. Pengaruh budaya asing juga tidak seluruhnya baik dan cocok, misalnya saja di Indonesia yang mendapatkan pengaruh budaya asing. Akan tetapi pengaruh budaya asing memiliki dampak positif dan negative.
Budaya merupakan identitas bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan kita tidak hilang dan bias menjadi warisan anak cucu kita kelak. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab para generasi muda dan juga perlu dukungan dari berbagai pihak, karena ketahanan budaya merupakan salah satu identitas suatu Negara. Kebanggaan bangsa Indonesia akan budaya yang beraneka ragam sekaligus mengundang tantangan bagi seluruh rakyat untuk mempertahankan budaya local agar tidak hilang ataupun dicuri bangsa lain. Arus moderenisasi sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa.  Kesenian yang merupakan subsistem dari kebudayaan bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi dan modernisasi.
       Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi dan modernisasi, ke Indonesia turut mengubah perilaku dan kebudayaan bangsa Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke barat-baratan. Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia keluar masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terdapat berbagai kasus penyimpangan seperti penyalahgunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap latah terhadap kebudayaan asing. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi remaja putri memakai pakaian minim dan ketat yang dianut dari film-film dan majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron Indonesia.
Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh Barat yang hingga kini terus membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administrative pemrintahan Negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem social (politik) Indonesia.
Budaya Indonesia dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi untuk saat ini dirasa belum siap karena masih memiliki beberapa faktor yang terlebih dahulu harus diupayakan oleh pemerintahan maupun rakyat Indonesia itu sendiri. Berikut cara menghadapi era globalisasi dan modernisasi di Indonesia : 


  1. Menyaring budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
  2. Menyaring budaya asing yang masuk ke negara kita harus yang sesuai dengan kepribadian bangsa.
  3. Mencintai atau membeli produk dalam negeri sendiri.
  4. Meningkatkan produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara negara maju.
  5. Berusaha mengikuti perkembangan IPTEK dan yang paling penting meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME.
  6. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
  7. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
  8. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
  9. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

      Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideology, ekonomi, social budaya bangsa. Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai.
Sebagai warga Negara Indonesia, kita wajib melestarikan budaya-budaya Negara kita sendiri agar tidak luntur dan hilang. Contohnya seperti tarian, makanan khas, baju daerah dan sebagainya. Upaya melestarikan budaya antara lain :
Paling tidak kita mengetahui tentang budaya jaman dahulu didaerah kita sendiri
Kemudian mendalami kebudayaan itu. Setelah itu kita wajib memperkenalkan kepada orang lain atau yang belum tahu tentang kebudayaan tersebut syukur-syukur sampai ke Negara lain.
Membiasakan hal-hal atau kegiatan yang dapat melestarikan budaya seperti memakai batik atau bahkan belajar membuat batik, Karen pelestarian bias terjadi karena kita telah terbiasa dengan kebudayaan tersebut.       
     Kebudayaan local Indonesia adalah semua budaya yang terdapat di Indonesia yaitu segala puncak dan sari-sari kebudayaan yang bernilai di seluruh kepulauan Indonesia, baik yang ada sejak lama maupun ciptaan baru yang berjiwa nasional. Peranan budaya local ini mempunyai peranan yang penting dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa, oleh karena itu pemerintah Daerah dituntut untuk bergerak lebih aktif melakukan pengelolaan kekayaan budaya, karena budaya tumbuh dan berkembang pada rana masyarakat pendukungnya. Disamping itu, bagi pemerintah pusat, lembaga-lembaga swadaya masyarakat , masyarakat sendiri, dan elemen lainnya haruslah menyokong atas keberlangsungan dalam pengelolaan kekayaan budaya kedepan. Kegiatan melaksanakan pengelolaan kebudayaan meliputi :


  • Perlindungan; merawat, memelihara asset budaya agar tidak punah dan rusak disebabkan oleh manusia dan alam.
  • Pengembangan; melaksanakan penelitian, kajian laporan, pendalaman teori kebudayaan dan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung dalam penelitian.
  • Pemanfaatan; melaksanakan kegiatan pengemasan produk, bimbingan dan penyuluhan, kegiatan festival dan penyebaran informasi.
  • Pendokumentasian; melaksanakan kegiatan pembuatan laporan berupa narasi yang dilengkapi dengan foto dan audio visual.  Pengelolaan kekayaan budaya sebetulnya merupakan cara kita bagaimana budaya itu bisa kita pahami, kita lindungi dan lestarikan agar dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa.  Hal ini terkait dengan citra, harkat, dan martabat bangsa. Ketika pengelolaan kekayaan budaya dikelola dengan baik, maka akan muncul suatu keterjaminan, kelestarian dan Kekokohan akan budaya bangsa kita.
       Kesimpulannya, Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa peranan masyarakat dan pemerintah dalam melestarikan budaya asli sangat dibutuhkan dan sangat penting bagi keberadaan budaya khas yang menjadi ciri khas budaya Indonesia. Peran masyarakat dan pemerintah tak hanya berupa peran pasif atau lebih menunggu adanya pengaruh dari luar, tetapi juga peran yang aktif seperti selalu melakukan acara adat, ataupun mengembangkan budaya kita dalam rangka melestarikan budaya asli yang menjadi ciri khas negara Indonesia dan membedakannya dengan negara lain. 

       Suatu kesalahan yang sangat besar bagi masyarakat apabila selalu membiarkan para generasi mudanya terpengaruh oleh pengaruh-pengaruh negatif yang datang dari luar mengingat sekarang adanya negara lain yang mengakui kebudayaan di Indonesia. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya demi masa depan anak cucu.

Perbandingan Budaya Bangsa Indonesia Dengan Bangsa Jepang dan Bangsa Cina




1. Apakah perbandingan budaya itu ?
      Budaya adalah kristalisasi nilai dan pola hidup yang dianut suatu komunitas. Budaya tiap komunitas tumbuh dan berkembang secara unik, karena perbedaan pola hidup komunitas itu. Perbandingan budaya Jepang dan Indonesia berarti mencari nilai-nilai kesamaan dan perbedaan antara bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Dengan mengenali persamaan dan perbedaan kedua budaya itu, kita akan semakin dapat memahami keanekaragaman pola hidup yang ada, yang akan bermanfaat saat berkomunikasi dan berinteraksi dengan pihak yang berasal dari budaya yang berbeda.
     Kesulitan utama dalam membuat perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang disebabkan perbedaan karakteristik kedua bangsa tersebut. Bangsa Jepang relatif homogen, dan hanya memiliki sekitar 15 bahasa (tidak berarti 15 suku bangsa, karena termasuk didalamnya sign language untuk tuna rungu), dan telah memiliki sejarah yang jauh lebih panjang, sehingga nilai-nilai budaya itu lebih mengkristal. Adapun bangsa Indonesia berciri heterogen, multi etnik, memiliki lebih dari 700 bahasa, sehingga tidak mudah untuk mencari serpih-serpih budaya yang mewakili Indonesia secara nasional[1].           Perlu dipisahkan nilai-nilai mana yang diterima secara nasional di Indonesia, dan mana yang merupakan karakter unik salah satu suku yang ada.
    Bahasan dalam makalah ini dibatasi pada perbandingan budaya Indonesia dan Jepang dari segi-segi sbb. : “nama dan tanda tangan”, “cara pemakaian gesture untuk penghormatan kepada yang lebih tua/dihormati”.

2.1 Tradisi penamaan di Jepang

     Nama di Jepang terdiri dari dua bagian : family name dan first name. Nama ini harus dicatatkan di kantor pemerintahan (kuyakusho), selambat-lambatnya 14 hari setelah seorang bayi dilahirkan. Semua orang di Jepang kecuali keluarga kaisar, memiliki nama keluarga. Tradisi pemakaian nama keluarga ini berlaku sejak jaman restorasi Meiji, sedangkan di era sebelumnya umumnya masyarakat biasa tidak memiliki nama keluarga. Sejak restorasi meiji, nama keluarga menjadi keharusan di Jepang. Dewasa ini ada sekitar 100 ribu nama keluarga di Jepang, dan diantaranya yang paling populer adalah Satou dan Suzuki.



Jika seorang wanita menikah, maka dia akan berganti nama keluarga, mengikuti nama suaminya. Namun demikian, banyak juga wanita karir yang tetap mempertahankan nama keluarganya. Dari survey yang dilakukan pemerintah tahun 1997, sekitar 33% dari responden menginginkan agar walaupun menikah, mereka diizinkan untuk tidak berganti nama keluarga [2]. Hal ini terjadi karena pengaruh struktur masyarakat yang bergeser dari konsep “ie”() dalam tradisi keluarga Jepang. Semakin banyak generasi muda yang tinggal di kota besar, sehingga umumnya menjadi keluarga inti (ayah, ibu dan anak), dan tidak ada keharusan seorang wanita setelah menikah kemudian tinggal di rumah keluarga suami. Tradisi di Jepang dalam memilih first name, dengan memperhatikan makna huruf Kanji, dan jumlah stroke, diiringi dengan harapan atau doa bagi kebaikan si anak.

2.2 Pengalaman unik yang timbul akibat perbedaan budaya
     Bagi orang Indonesia yg datang di Jepang, saat registrasi, misalnya membuat KTP sering ditanya mana yang family name, dan mana yang first name. Hampir setiap saat saya harus selalu menjelaskan perbedaan tradisi antara Indonesia dan Jepang, bahwa di Indonesia tidak ada keharusan memiliki family name. Umumnya hal ini dapat difahami dan tidak menimbulkan masalah. Tetapi adakalanya kami harus menentukan satu nama sebagai family name, misalnya saat menulis paper (artikel ilmiah resmi), atau untuk kepentingan pekerjaan. Saat itu saya terpaksa memakai nama “Nugroho” sebagai family name agar tidak mempersulit masalah administrasi. Demikian juga saat anak saya lahir, kami beri nama Kartika Utami Nurhayati. Nama anak saya walaupun panjang tidak ada satu pun yang merupakan nama keluarga. Tetapi saat registrasi, pihak pemerintah Jepang (kuyakusho) meminta saya untuk menetapkan satu nama yang dicatat sebagai keluarga, karena kalau tidak akan sulit dalam pengurusan administrasi asuransi. Akhirnya nama “Nurhayati” yang letaknya paling belakang saya daftarkan sebagai nama keluarga. Bagi orang Jepang hal ini akan terasa aneh, karena dalam keluarga kami tidak ada yang memiliki nama keluarga yang sama.
      Masih berkaitan dengan nama, adalah masalah tanda tangan dan inkan (stempel). Di Indonesia dalam berbagai urusan adminstrasi formal sebagai tanda pengesahan, tiap orang membubuhkan tanda tangan. Tanda tangan ini harus konstan. Banyak orang yang memiliki tanda tangan berasal dari inisial nama, tetapi dengan cara penulisan yang unik yang membedakan dengan orang lain yang mungkin memiliki nama sama. Tanda tangan ini juga yang harus dibubuhkan di paspor saat seorang Indonesia akan berangkat ke Jepang. Tetapi begitu tiba di Jepang, tanda tangan yang semula memiliki peran penting, menjadi hilang perananannya. Tanda tangan di Jepang tidak memiliki kekuatan formal. Tradisi masyarakat Jepang dalam membubuhkan tanda tangan adalah dengan memakai inkan (stempel).                 Biasanya inkan ini bertuliskan nama keluarga. Ada beberapa jenis inkan yang dipakai di Jepang. Antara lain :

  1. “Mitomein” (認印) dipakai untuk keperluan sehari-hari yang tidak terlalu penting, misalnya saat menerima barang kiriman, mengisi aplikasi.
  2. “Jitsuin” (実印) dipakai untuk keperluan penting, seperti membeli rumah, membeli mobil. Inkan tipe ini harus dicatatkan di kantor pemerintahan.
  3. “Ginkoin” (銀行印) dipakai untuk membuka rekening di bank
  4. Jitsuin” dan “ginkoin” sangat jarang dipakai dan harus disimpan baik-baik. Karena kalau hilang akan menimbulkan masalah serius dalam bisnis.
     Bagi orang asing saat masuk ke Jepang harus membuat inkan. Untuk membuat rekening bank, kita tidak boleh memakai tanda tangan, dan harus memakai inkan. Kecuali yubinkyoku masih membolehkan pemakaian tanda tangan. Karena tidak punya kebiasaan tanda tangan, banyak maka orang Jepang kalau diminta untuk menanda tangan (di paspor misalnya), umumnya mereka menuliskan nama lengkap mereka dalam huruf kanji.                    Barangkali karena inilah maka kalau saya diminta seorang petugas pengiriman barang, untuk membubuhkan tanda tangan sebagai bukti terima, dia berkata “tolong tuliskan nama lengkap anda”, padahal itu di kolom signature. Sepertinya untuk mereka, tanda tangan sama dengan menulis nama lengkap.

2.3 Tradisi penamaan di Indonesia
     Adapun masyarakat di Indonesia tidak semua suku memiliki tradisi nama keluarga. Masyarakat Jawa misalnya, tidak memiliki nama keluarga. Tetapi suku di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi memiliki nama keluarga. Dari nama seseorang, kita dapat memperkirakan dari suku mana dia berasal, agama apa yang dianut dsb. Berikut karakteristik nama tiap suku di Indonesia




  • Suku Jawa (sekitar 45% dari seluruh populasi) : biasanya diawali dengan Su (untuk laki-laki) atau Sri (untuk perempuan), dan memakai vokal “o”. Contoh : Sukarno, Suharto, Susilo, Joko, Anto, Sri Miranti, Sri Ningsih.
  • Suku Sunda(sekitar 14% dari seluruh populasi) : banyak yang memiliki perulangan suku kata. Misalnya Dadang, Titin, Iis, Cecep
  • Suku Batak : beberapa contoh nama marga antara lain Harahap, Nasution.
  • Suku Minahasa : beberapa contoh nama marga antara lain Pinontoan, Ratulangi.
  • Suku Bali : Ketut, Made, Putu, Wayan dsb. Nama ini menunjukkan urutan, bukan merupakan nama keluarga.
     Selain nama yang berasal dari tradisi suku, banyak nama yang diambil dari pengaruh agama. Misalnya umat Islam : Abdurrahman Wahid, Abdullah, dsb. Sedangkan umat Katolik biasanya memakai nama baptis : Fransiskus, Bonivasius, Agustinus, dsb.

2.3 Tradisi kebudayaan Cina
       Kebudayaan China ialah penempatan kepada salah satu tamadun tertua dan paling kompleks yang meliputi sejarah lebih 5,000 tahun. Negara China meliputi kawasan geografi besar yang penuh adat dan tradisi yang banyak berbeza antara pekan, bandar dan wilayah.
Kebudayaan kuno China dimulai pada massa kaisar T'ang dinasti Syang yang berlangsung selama tahun 1766- 1122 SM. Pada zaman dinasti ini berkembang semacam feodalisme, selain kaisar yang berkuasa di pusat wilayah ada pula bangsawan- bangsawan yang memerintah di daerah- daerah pesisir.



      Pada zaman dinasti Cou seorang raja atau kaisar disebut "Putra langit" yang di percaya sebagai dewa tertinggi alam semesta. Sistem pemerintahan masih sama dengan sistem pemerintahan sekarang, jika seorang raja bekerja dengan baik maka akan di dukung penuh oleh rakyat begitu pun sebaliknya.
      Bahasa Cina lisan terdiri daripada sebilangan dialek Cina sepanjang sejarah. Ketika Dinasti Ming, bahasa Mandarin baku dinasionalkan. Sengguhpun begitu, barulah ketika zaman Republik China pada awal abad ke-20 apabila kelihatan apa-apa hasil yang nyata dalam memupuk satu bahasa seragam di China.

     Pada zaman kuno, bahasa Cina Klasik menjadi standard penulisan selama beribu-ribu tahun, tetapi banyak terhad kepada golongan sarjana dan cendekiawana. Menjelang abad ke-20, jutaan rakyat, termasuk yang di luar kerabat diraja buta huruf. Hanya selepas Gerakan 4 Mei baru bermulanya usaha beralih ke bahasa Cina Vernakular yang membolehkan rakyat biasa membaca kerana dirangka berasaskan linguistik dan fonologi bagi suatu bahasa lisan.Sebahagian besar budaya Cina berasaskan tanggapan bahawa wujudnya sebuah dunia roh. Berbagai-bagai kaedah penelahan telah membantu menjawab soalan, dan dijadikan pun alternatif kepada ubat. Budaya rakyat telah membantu mengisi kekosongan untuk segala hal yang tiada penjelasannya. Kaitan antara mitos, agama dan fenomena yang aneh memang rapat sekali. Dewa-dewi menjadi sebahagian tradisi, antara yang terpenting termasuk Guan Yin, Maharaja Jed dan Budai. Kebanyakan kisah-kisah ini telah berevolusi menjadi perayaan tradisional Cina. Konsep-konsep lain pula diperluas ke luar mitos menjadi lambang kerohanian seperti dewa pintu dan singa penjaga. Di samping yang suci, turut dipercayai yang jahat. Amalan-amalan seperti menghalau mogwai dan jiang shi dengan pedang kayu pic dalam Taoisme adalah antara konsep yang diamalkan secara turun-temurun. Upacara penilikan nasib Cina masih diamalkan pada hari ini selepas bertahun-tahun mengalami perubahan.

      Alat Musik Tradisional Alat musik tradisional Cina secara sederhana dapat digolongkan sebagai berikut: Alat musik gesek Erhu = Rebab China, badannya menggunakan kulit ular sebagai membran, menggunakan 2 senar, yang digesek dengan penggesek terbuat dari ekor kuda Gaohu = Sejenis dengan Erhu, hanya dengan nada lebih tinggi Gehu = Alat musik gesek untuk nada rendah, seperti Cello Banhu = Rebab China, dengan badan terbuat dari batok kelapa dengan papan kayu sebagai membrannya Alat musik petik Alat musik ini memiliki banyak senar, cara memainkannya dengan memukul Liuqin = Alat musik petik kecil bentuknya seperti buah pir dengan 4 senar Yangqin = dengan stik bambu sebagai pemukulnya Pipa = Alat musik petik berbentuk buah pir dengan 4 atau 5 senar Ruan = Alat musik petik berbentuk bulat dengan 4 senar Sanxian = Alat musik petik dengan badan terbuat dari kulit ular dan dengan leher panjang, memiliki 3 senar Guzheng = Kecapi yang memiliki 16 - 26 senar Konghou = Harpa China Alat musik tiup Dizi = Suling dengan menggunakan membran getar Suona = Terompet China Sheng = Alat musik yang menggunakan bilah logam dengan tabung-tabung bambu sebagai penghasil suara Xiao = Suling Paixiao = Pipa pen Alat musik pukul ( perkusi ) Paigu = Gendang yang terdiri dari satu set 4 atau lebih. Dagu = Tambur besar. Chazi = Simbal, cengceng. Luo = Gong. Muyu = Kecrek terbuat dari kayu.

       Pakaian bangsa China Sejarah kehadiran kaum China bermula dengan berkembangnya Melaka sebagi pusat perdagangan, diikuti Pulau Pinang dan Kula Lumpur. Kehadiran mereka ini membawa bersama bukan sahaja barangan dagangan untuk tukaran, tetapi jua adat resam, budaya dan corak pakaian tradisional mereka yang kemudiannya disesuaikan dengan suasana tempatan. Busana klasik China yang asalnya berlapis-lapis, sarat dengan sulaman benang emas dan sutera, kini masih boleh dilihat dengan diubahsuai mengikut peredaran masa dan kesesuaian. Jubah Labuh, Cheongsam, Baju Shanghai dan Samfoo kekal dipakai di dalam majlis dan upacara. Kebanyakannya masih dihasilkan dari negeri China menggunakan pabrik sutera dan broked yang berwarna terang dengan ragamhias benang emas dan perak.

      Bahasa Bahasa China lisan terdiri daripada sebilangan dialek Cina sepanjang sejarah. Ketika Dinasti Ming, bahasa Mandarin baku dinasionalkan. Sengguhpun begitu, barulah ketika zaman Republik China pada awal abad ke-20 apabila kelihatan apa-apa hasil yang nyata dalam memupuk satu bahasa seragam di China. Pada zaman kuno, bahasa China Klasik menjadi standard penulisan selama beribu-ribu tahun, tetapi banyak terhad kepada golongan sarjana dan cendekiawana. Menjelang abad ke-20, jutaan rakyat, termasuk yang di luar kerabat diraja.

2.4 Perbandingan ketiga tradisi
 Persamaan antara kedua tradisi
      Baik di Jepang maupun di Indonesia dalam memilih nama (first name) sering memilih kata yang mensimbolkan makna baik, sebagai doa agar si anak kelak baik jalan hidupnya. Khusus di Jepang, banyaknya stroke kanji yang dipakai juga merupakan
salah satu pertimbangan tertentu dalam memilih huruf untuk anak. Umumnya laki-laki di Jepang berakhiran “ro” (
), sedangkan perempuan berakhiran “ko” (子)


Perbedaan antara kedua tradisi sbb.

  1.     Di Jepang, nama keluarga dimasukkan dalam catatan sipil secara resmi, tetapi di Indonesia nama keluarga ini tidak dicatatkan secara resmi di kantor pemerintahan. Nama family/marga tidak diperkenankan untuk dicantumkan di akta kelahiran
  2.     Di Jepang setelah menikah seorang wanita akan berganti nama secara resmi mengikuti nama keluarga suaminya. Sedangkan di Indonesia saat menikah, seorang wanita tidak berganti nama keluarga. Tapi ada juga yang nama keluarga suami dimasukkan di tengah, antara first name dan nama keluarga wanita, sebagaimana di suku Minahasa. Di Indonesia umumnya setelah menikah nama suami dilekatkan di belakang nama istri. Misalnya saja Prio Jatmiko menikah dengan Sri Suwarni, maka istri menjadi Sri Suwarni Jatmiko. Tetapi penambahan ini tidak melewati proses legalisasi/pencatatan resmi di kantor pemerintahan.
  3.      Huruf Kanji yang bisa dipakai untuk menyusun nama anak di Jepang dibatasi oleh pemerintah (sekitar 2232 huruf, yang disebut jinmeiyo kanji), sedangkan di Indonesia tidak ada pembatasan resmi untuk memilih kata yang dipakai sebagai nama anak

2.5 Pengalaman unik yang timbul akibat perbedaan budaya
       Bagi orang Indonesia yg datang di Jepang, saat registrasi, misalnya membuat KTP sering ditanya mana yang family name, dan mana yang first name. Hampir setiap saat saya harus selalu menjelaskan perbedaan tradisi antara Indonesia dan Jepang, bahwa di Indonesia tidak ada keharusan memiliki family name. Umumnya hal ini dapat difahami dan tidak menimbulkan masalah. Tetapi adakalanya kami harus menentukan satu nama sebagai family name, misalnya saat menulis paper (artikel ilmiah resmi), atau untuk kepentingan pekerjaan. Saat itu saya terpaksa memakai nama “Nugroho” sebagai family name agar tidak mempersulit masalah administrasi. Demikian juga saat anak saya lahir, kami beri nama Kartika Utami Nurhayati. Nama anak saya walaupun panjang tidak ada satu pun yang merupakan nama keluarga. Tetapi saat registrasi, pihak pemerintah Jepang (kuyakusho) meminta saya untuk menetapkan satu nama yang dicatat sebagai keluarga, karena kalau tidak akan sulit dalam pengurusan administrasi asuransi. Akhirnya nama “Nurhayati” yang letaknya paling belakang saya daftarkan sebagai nama keluarga. Bagi orang Jepang hal ini akan terasa aneh, karena dalam keluarga kami tidak ada yang memiliki nama keluarga yang sama.
      Masih berkaitan dengan nama, adalah masalah tanda tangan dan inkan (stempel). Di Indonesia dalam berbagai urusan adminstrasi formal sebagai tanda pengesahan, tiap orang membubuhkan tanda tangan. Tanda tangan ini harus konstan. Banyak orang yang memiliki tanda tangan berasal dari inisial nama, tetapi dengan cara penulisan yang unik yang membedakan dengan orang lain yang mungkin memiliki nama sama. Tanda tangan ini juga yang harus dibubuhkan di paspor saat seorang Indonesia akan berangkat ke Jepang. Tetapi begitu tiba di Jepang, tanda tangan yang semula memiliki peran penting, menjadi hilang perananannya. Tanda tangan di Jepang tidak memiliki kekuatan formal. Tradisi masyarakat Jepang dalam membubuhkan tanda tangan adalah dengan memakai inkan (stempel). Biasanya inkan ini bertuliskan nama keluarga.

Penutup

      Perbandingan budaya antara Indonesia dan Jepang bermanfaat untuk mengetahui pola berfikir bangsa Indonesia dan bangsa Jepang. Salah satu kesulitan utamanya adalah perbedaan karakteristik kedua bangsa: bangsa Jepang relatif homogen, sedangkan bangsa Indonesia sangat heterogen. Karenanya, perbandingan akan lebih mudah jika difokuskan pada satu suku bangsa di Indonesia. Misalnya budaya Jepang dengan budaya Jawa Tengah, atau budaya Jepang dengan budaya Sunda. Hal ini menggiring kita pada pertanyaan berikutnya : apakah bangsa Indonesia memiliki budaya nasional ? Ataukah budaya nasional itu tidak lain adalah kumpulan dari warna-warni budaya suku bangsa kita ? Ini merupakan pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab, dan menarik untuk dianalisa lebih lanjut.

Rabu, 09 Desember 2015

RESUME ISD

Resume ISD: Individu, Keluarga, dan Masyarakat     

      Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Dan ada tiga aspek dalam individu yaitu aspek jasmani , aspek rohani , aspek sosial dan ketiga aspek saling berhubugan. Jika satu aspek rusak maka akan mempengaruhi ke aspek yang lain nya.

       Keluarga juga memiliki fungsi untuk menjalankan peranannya. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Beberapa fungsi keluarga yaitu : fungsi biologis , fungsi ekonomi , fungsi keagamaan , fungsi sosial.


Urbanisasi
Urbanisasi adalah suatu proses perubahan dari desa ke kota yang meliputi wilayah/ daerah beserta masyarakat.

Dampak Positif Urbanisasi:
Menambah pengalaman baru
Menambah skills
Meningkatakan taraf hidup
Tenaga kerja terpenuhi

Dampak Negatif Urbanisasi:
Banyak pedagang kaki lima
Banyak gelandangan
Banyak tindakan criminal
Semakin padat penduduk




Resume ISD: Pemuda dan Sosialisasi

Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain sebagai berikut:
a.  Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat, termasuk jiwa pemuda.
b.   Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya

Peran Pemuda Dalam Pergerakan Nasional 
Pemuda mempunyai keberanian mencetuskan gagasan-gagasan baru dan orisinal yang bermanfaat bagi bangsanya serta sering mengambil inisiatif baru, dan menjadi aktivis yang dinamis. 

Peranan Pemuda dalam Pendidikan

Pemuda sudah banyak yang berperan dalam  pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan dalam mempersiapkan diri menjadi generasi pembangun yang lebih baik.



Resume ISD: Penduduk, Masyarakat, Dan Kebudayaan

       Penduduk mempunyai tempat tinggal di dalam wilayah dan dalam waktu tertentu dan akan terbentuk nya juga suatu masyarakat diwilayah itu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu Demografi. Berbagai aspek perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi, dan geografi.


       Penduduk, masyarakat dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lainnya. Dimana penduduk adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Sedangkan masyarakat merupakan sekumpulan penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan – peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut.


       Dan masyarakat yang menciptakan kebudayaan.Kebudayaan dan Kepribadian saling memiliki keterkaitan dalam kehidupan setiap manusia. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat.

Dampak positif budaya barat:
      Kemajuan teknologi mereka sudah semakin maju dapat membantu kita memudahkan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari dengan bantuan alat-alat elektronik canggih yang mereka ciptakan.
Dalam bidang politik, Negara barat cenderung menggunakan sistem demokrasi. Hal itu menginspirasikan pemerintahan Negara kita untuk mengunakan sitem pemerintahan yang terbuka dan demokratis.

Dampak negatif budaya barat:
     Generasi muda sekarang lebih suka meniru gaya orang-orang barat, misalnya trend mode berbusana
Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga.

Pergaulan masyarakat barat yang bebas mulai memengaruhi budaya Indonesia. Misalnya free sex yang marak terjadi di Indonesia.



Resume ISD : Warga Negara & Negara


    Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.

Fungsi Negara :
  • Melaksanakan ketertiban (law and order) untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokaan dalam masyarakat. Dalam hal ini negar bertindak sebagai stabilitator.
  • Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya. Pada masa sekarang, fungsi ini dianggap sangat penting terutama bagi negara-negara baru atau yang sedang berkembang.
  • Mengusahakan pertahanan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar,  negara harus dilengkapi dengan alat-alat pertahanan yang kuat dan canggih.
  • Menegakkan keadilan yang dilaksanakan melalui badan-badan peradilan.
     Warga Negara adalah orang-orang yang secara resmi ikut menjadi bagian dari penduduk yang dimana mereka menjadi salah satu unsur negara. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali.
Contoh Hak Warga Negara Indonesia :
  • Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.
  • Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
  • Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan.


Resume ISD : Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

     Pelapisan sosial yaitu perbedan masyarakat kedalam lapisan-lapisan tingkatan tertentu. Terjadianya pelapisan sosial tebagi menjadi dua, yaitu : Terjadi dengan sendirinya, Terjadi dengan sengaja (Proses ini disusun secara sengaja oleh anggota lapisan-lapisan tertentu seperti organisasi untuk mencapai tujuan bersama).
      Sifat pelapisan sosial terbagi menjadi dua, yaitu stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification), stratifikasi sosial terbuka (open social stratification).
Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
  • Kelas atas (upper class)
  • Kelas bawah (lower class)
  • Kelas menengah (middle class)
  • Kelas menengah ke bawah (lower middle class)
Dasar-dasar pelapisan sosial :
  • Ukuran kekayaan
  • Ukuran kekuasaan dan wewenang
  • Ukuran ilmu pengetahuan
  • Elite
      Kesamaan derajat adalah merupakan sesuatu yang bisa dikatakan atau sesuatu yang selalu berhubungan dengan status. Sebagai warga negara Indonesia, tidak dipungkiri adanaya kesamaan derajat antar rakyaknya, hal itu sudah tercantum jelas dalam UUD 1945
Pasal 27
ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemenrintahan
ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
Pasal 28, ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran lisan dan tulisan.
Pasal 29 ayat 2, kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara
Pasal 31 ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.

Link Download materi:



Resume ISD : Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

      Masyarakat Adalah sekumpulan orang yang, terdiri dari berbagai kalangan, baik golongan mampu ataupun golongan tak mampu,  yang tinggal di dalam satu wilayah dan telah memiliki hukum adat, norma-norma serta berbagai peraturan yang siap untuk ditaati.
      Masyarakat Desa adalah masyarakat yang penduduknya mempunyai mata pencaharian utama di sektor bercocok tanam, perikanan, peternakan, atau gabungan dari kesemuanya itu.
Ciri-ciri masyarakat pedesaan  :

   Di dalam masyarakat pedesaan memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
System kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban) Sebagian besar warga masyarakat hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yag biasa mengisi waktu luang.
Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.

      Masyarakat perkotaan lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Secara umum, masyarakat perkotaan sosialisasinya sudah berkurang dan kepribadiannya beragam. Kurangnya rasa sosialisasi karena masyarakat perkotaan sudah sibuk dengan kepentingannya masing-masing, sedangkan dari kepribadiannya masyarakat perkotaan kebanyakan sedikit stress karena banyaknya target/pencapaian yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Pola interaksi masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan, dan terkadang hierarki dan bersifat vertikal serta individual. Pola solidaritas sosial masyarakat perkotaan terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat. Walaupun begitu, tidak semua masyarakat perkotaan seperti apa yang dijelaskan di atas.
Ciri-ciri tipe masyarakat Perkotaan :

  • Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
  • Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain (Individualisme).
  • Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
  • Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
  • Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
  • Perubahan-perubahan tampak nyata  dikota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar.

     Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali, karena terdapat hubungan erat yang bersifat ketergantungan. Kota tergantung dengan desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan dan desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota. Sebaliknya kota menghasilkan barang-barang yang diperlukan oleh orang desa seperti pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian, obat untuk memelihara kesehatan, alat transportasi, tenaga-tenaga dibidang jasa seperti tenaga medis, montir-montir elektronika dan tenaga yan dapat membimbing dalam upaya meingkatkan hasil pertanian, peternakan, perikanan.